Vina: Sebelum Tujuh Hari Bentuk Ekploitasi Industri Film Pada Kasus Kekerasan Seksual
Film Vina: Sebelum 7 Hari menuai kontroversi sejak teaser-nya dirilis. Film horor garapan Anggy Umbara dan Dheeraj Kalwani sebagai sutradara dan produser, film ini diangkat dari kisah nyata seorang remaja berusia 16 tahun dari Cirebon yang mengalami kekerasan dan pemerkosaan dari geng motor, sampai akhirnya meninggal dunia tahun 2016. Bukan hanya sekedar film horor biasa, film ini dibuat tanpa ada empati dan etika karena mengeksploitasi trauma korban serta keluarga korban. dengan menampilkan adegan pemerkosaan secara eksplisit.
Alih-Alih Edukasi Justru Mengkomersialisasi Kasus Kekerasan Seksual
Sejak penayangan teaser film Vina Sebelum 7 Hari, banyak yang memberikan kritik dari berbagai pihak namun tetap saja pihak Dee Company tetap menayangkan bahkan tetap memuat adegan pemerkosaan korban yang dilakukan oleh geng motor tersebut. Tujuan ditayangkannya adegan pemerkosaan supaya penonton bisa ikut merasakan kesakitan yang dialami korban. Alih-alih mengedukasi justru mengeksploitasi trauma korban kekerasan seksual dan pembunuhan yang dialami mendiang korban.
Produksi Film Vina Sebelum 7 Hari mengeklaim bahwa tujuan film ini bukan sekedar edukasi melainkan untuk mengingat kasus Vina yang terjadi tahun 2016 tidak terlupakan dan pelaku segera ditangkap. Namun banyak pihak merasa tidak etis karena seharusnya kasus Vina bukan dijadikan film horor ataupun film yang dikomersialisasikan. Alih-alih memberikan pemahaman mengenai penegakkan hukum dan bagaimana kejahatan perkotaan bisa direduksi, aspek yang paling banyak disorot justru pada rumor kesurupan, kengerian jumpscare dan menampilkan adegan pemerkosaan secara eksplisit tanpa memikirkan mendiang korban dan keluarganya.
Meskipun banyak protes pada film ini dan seruan untuk boikot di media sosial untuk tidak menonton film ini. Namun penonton film ini tetap banyak bahkan dihari keenam penayangan sudah mencapai 2,5 juta lebih orang yang sudah menonton. Dalam industri perfilman, semakin banyak penonton akan dianggap film tersebut sukses meskipun banyak menuai kritikan tetapi mereka akan abai. Oleh karena itu, sebagai penonton yang bijak kita tidak menonton film yang problematik ini juga bertujuan untuk membantu industri perfilman agar menjadi lebih baik.
Social Media Kami