Gerakan sosial yang didominasi oleh perempuan semakin kuat dalam menentang patriarki yang telah mengakar di berbagai lapisan masyarakat. Salah satu gerakan yang mencuri perhatian adalah gerakan 4B, yang menolak empat elemen penting dalam kehidupan perempuan tradisional: pernikahan, memiliki anak, hubungan romantis, dan hubungan seksual. Gerakan ini tidak hanya menjadi simbol perlawanan terhadap norma patriarkal, tetapi juga kritik terhadap pemerintah yang dianggap mengabaikan isu-isu perempuan
Korea Selatan menjadi pusat dari gerakan 4B, yang muncul sebagai respons terhadap ketidakpuasan perempuan terhadap kondisi sosial dan ekonomi yang sangat patriarkal. Nama 4B diambil dari kata Korea bi (비/非), yang berarti "tidak," dan mencerminkan empat prinsip utamanya: bihon (tidak menikah), bichulsan (tidak memiliki anak), biyeonae (tidak berkencan), dan bisekseu (tidak berhubungan seksual).
Mengutip Tirto.id, menurut Rolling Stones, gerakan 4B muncul sejak 2010-an dari kalangan feminis Korea Selatan di situs Womad. Saat isu kekerasan terhadap perempuan, ketidaksetaraan gender, dan biaya hidup yang melonjak menjadi perhatian utama. Perempuan di Korea Selatan merasa bahwa sistem yang ada tidak hanya membatasi kebebasan mereka tetapi juga mengeksploitasi mereka secara fisik, emosional, dan ekonomi.
Salah satu pemicu gerakan ini adalah maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk pembunuhan yang didasarkan pada kebencian gender (femisida). Selain itu, diskriminasi di tempat kerja, kesenjangan upah, dan tekanan untuk menjalani peran tradisional sebagai istri dan ibu semakin mendorong perempuan muda untuk menolak norma-norma tersebut. Dengan menggunakan media sosial, gerakan 4B menjadi alat untuk menyuarakan ketidakpuasan perempuan terhadap pemerintah yang dinilai gagal menangani masalah-masalah ini secara serius.
Gerakan ini mendapat banyak perhatian karena dampaknya yang signifikan terhadap masyarakat Korea. Tingkat pernikahan dan kelahiran menurun drastis, yang memicu kekhawatiran dari pemerintah tentang implikasi jangka panjang terhadap ekonomi dan demografi negara. Namun, bagi para pendukungnya, gerakan ini adalah langkah penting untuk membebaskan perempuan dari tekanan sosial yang telah berlangsung lama.
Melalui media sosial, gerakan ini mendapatkan perhatian luas dan menjadi ruang bagi perempuan untuk berbagi pengalaman serta pandangan mereka. Seiring waktu, prinsip gerakan ini berkembang menjadi 6B, dengan tambahan bihoegwa (tidak menerima hubungan keluarga yang tidak setara) dan biyeonae dalam konteks yang lebih luas, yaitu menolak semua bentuk hubungan yang tidak sehat.
Gerakan 4B di Amerika Serikat
Meskipun gerakan 4B secara eksplisit berasal dari Korea Selatan, gagasan serupa mulai mendapatkan perhatian di Amerika Serikat, terutama setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu. Kemenangan tersebut memicu respons besar dari kalangan perempuan Amerika, yang merasa bahwa kebijakan dan retorika pemerintahan Trump cenderung merugikan perempuan. Diskusi mengenai gerakan 4B mulai muncul di media sosial, dengan fokus pada hak perempuan untuk menolak norma sosial tradisional seperti pernikahan dan kehamilan.
Gerakan ini juga dianggap sebagai bentuk kekecewaan warga perempuan di Amerika, Mengutip Magdalene.co, Trump memiliki sejarah panjang dengan tuduhan kasus kekerasan seksual serta berbagai pernyataan yang dinilai seksis, misoginis, dan transfobik. Sejak tahun 1970-an, ia diduga melakukan pelecehan dan kekerasan seksual terhadap banyak perempuan, sebagaimana diungkapkan dalam laporan dan kesaksian dari puluhan korban. Pada tahun 2023, pengadilan di New York memutuskan Trump bersalah dalam kasus kekerasan seksual dan memerintahkannya untuk membayar ganti rugi kepada korban.
Di Amerika Serikat, gerakan ini sering kali dikaitkan dengan feminisme radikal yang menolak institusi patriarkal. Misalnya, kelompok-kelompok feminis di Amerika telah lama memperjuangkan hak perempuan untuk menentukan pilihan hidup mereka sendiri, termasuk hak untuk tidak menikah, tidak memiliki anak, atau tidak menjalin hubungan romantis. Gerakan childfree, yang menolak kehamilan sebagai kewajiban sosial, menjadi salah satu bentuk nyata dari ide-ide serupa dengan gerakan 4B.
Gerakan ini juga mendapat dukungan luas melalui media sosial, di mana perempuan berbagi pengalaman mereka tentang diskriminasi gender, tekanan sosial untuk menikah, atau bahkan kekerasan domestik. Namun, perlawanan terhadap gerakan ini juga cukup besar, terutama dari kelompok konservatif yang memandangnya sebagai ancaman terhadap nilai-nilai keluarga tradisional.
Kritik Utama Dalam Gerakan 4B
Inti dari gerakan 4B, baik di Korea Selatan maupun di Amerika Serikat, adalah kritik terhadap pemerintah yang dinilai gagal menangani isu-isu perempuan. Di Korea, misalnya, pemerintah lebih fokus pada solusi ekonomi untuk mengatasi penurunan angka kelahiran tanpa mengatasi akar masalah, seperti diskriminasi gender dan ketidaksetaraan sosial. Di Amerika, perlawanan terhadap pemerintahan Trump menunjukkan kekecewaan perempuan terhadap kebijakan yang dianggap membatasi hak mereka, seperti pembatasan akses aborsi.
Patriarki global, yang sering kali diperkuat oleh kapitalisme, menjadi sasaran utama kritik dari gerakan ini. Di Korea, perempuan tidak hanya melawan norma sosial, tetapi juga melawan sistem kapitalis yang mengeksploitasi kerja perempuan tanpa memberikan perlindungan yang memadai. Gerakan ini menyoroti bagaimana institusi seperti pernikahan dan keluarga sering kali menjadi alat untuk melanggengkan kontrol sosial dan ekonomi terhadap perempuan.
Gerakan 4B telah membawa dampak signifikan di Korea Selatan dan Amerika Serikat, baik dalam bentuk perubahan sosial maupun kesadaran kolektif. Tingkat pernikahan dan kelahiran yang menurun di Korea adalah salah satu contoh nyata bagaimana perempuan mulai mengambil kendali atas kehidupan mereka sendiri. Di Amerika, gerakan ini menjadi bagian dari perjuangan feminisme yang lebih luas untuk kesetaraan gender dan otonomi tubuh.
Pada akhirnya, gerakan 4B bukan hanya tentang menolak norma-norma tradisional, tetapi juga tentang menciptakan dunia di mana perempuan bebas menentukan jalan hidup mereka tanpa tekanan atau kontrol. Gerakan ini adalah simbol dari perlawanan terhadap patriarki global dan harapan untuk masa depan yang lebih setara bagi semua perempuan.
0 comments