Ungkapan-ungkapan seperti:
- "Perempuan gak cocok jadi pemimpin soalnya kalau mikir selalu pakai perasaan, laki-laki yang cocok jadi pemimpin soalnya berpikir logis."
- "Perempuan cocoknya jadi sekretaris saja, biar laki-laki yang memimpin perusahaan."
- "Perempuan tempatnya di kasur, sumur, dan dapur, gak cocok kalau kerja di luar."
Ungkapan-ungkapan seperti itu secara tidak langsung menyudutkan posisi perempuan bahwa perempuan menjadi masyarakat kelas dua sedangkan laki-laki menjadi prioritas utama atau laki-laki selalu menjadi superior sedangkan perempuan hanya inferior.
Hal itu disebut dengan seksisme, yaitu prasangka dan anggapan bahwa salah satu jenis kelamin lebih superior atau lebih baik daripada jenis kelamin yang lain.
Melansir Science Daily, Misoginis adalah bentuk diskriminasi terhadap gender perempuan yang melibatkan kebencian.
Seorang misoginis akan memandang perempuan sebagai pihak yang memang pantas ditindas, disudutkan, dan dieksploitasi.
Bukan hanya laki-laki, perempuan juga bisa menjadi misoginis dimana ia membenci sesama perempuan. Menurut Science Daily, Misoginis termasuk ke dalam syndrom dimana Ia akan terus menyalahkan segala sesuatu kepada perempuan.
Misandri selalu disamakan dengan feminisme, padahal misandri memiliki arti yang berbeda dan tidak sama dengan feminisme.
Menurut Merriam Webster Dictionary, istilah feminisme memiliki definisi sebagai sebuah teori yang menuntut kesetaraan gender dalam aspek politik, ekonomi, dan sosial. Sementara itu, kata misandri hanya didefinisikan sebagai sebuah bentuk kebencian terhadap pria.
Tujuan feminis adalah melawan budaya patriarki bukan laki-laki. Namun seringkali dianggap sebagai bentuk dominasi perempuan kepada laki-laki.
0 comments