Ditengah maraknya isu persoalan gender, pendidikan gender menjadi salah satu aspek yang sangat penting untuk diperkenalkan sejak dini. Dalam konteks modern, kalangan muda sangat perlu memahami konsep keseteraan gender yang menitikberatkan pada pemahaman dan atas kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti kesetaraan hak, perbedaan perlakuan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga. Saat ini banyak kemajuan terkait perkembangan kesetaraan gender didunia, namun sejalan dengan hal itu, masih terdapat kesenjangan yang signifikan, khususnya pada lingkungan pendidikan dan sosial. Pendidikan gender bukan hanya tentang kesetaraan bagi perempuan, namun sebuah kesadaran bagi semua gender tentang bagaimana pentingnya partisipasi yang yang adil dalam setiap aspek kehidupan.
Kesetaraan Gender Dan Pendidikan
Pendidikan merupakan penerang jalan yang dapat digunakan sebagai pisau analisis dalam mengkaji eksistensi suatu gender, terkait dengan nilai-nilai kesetaraan dan persamaan perlakuan. Peran penting pendidikan dapat memfasilitasi kesadaran dan membentuk sikap kritis terhadap stereotip yang ada dalam masyarakat. Menurut penelitian dari UNESCO (2020), pendidikan gender yang diterapkan sejak dini dapat mendorong penghormatan terhadap perbedaan dan menghentikan transmisi norma- norma tradisional yang diskriminatif. Steorotip yang merugikan, seperti “Perempuan yang tidak perlu berpendidikan tinggi, karena ketika menikah hanya akan didapur,” dapat dihapus lewat pendidikan yang inklusif dan holistik.
Sistem pendidikan yang kuat cenderung memiliki tingkat kesetaraan yang lebih tinggi, hal ini sejalan dengan laporan dari World Economic Forum (2022) yang menunjukkan bahwa negara seperti Islandia, Norwegia, dan Finlandia memiliki kurikulum pendidikan gender yang komprehensif menyatakan tingkat kesetaraan yang lebih tinggi dari pada negara lain. Hal tersebut membuktikan bahwa pendidikan yang menekankan pada kesetaraan gender dapat menciptakan generasi yang terbuka, setara, dan saling menghormati.
Manfaat Pendidikan Gender diKalangan Muda
Urgensi pendidikan gender dikalangan muda tidak dapat disepelekan. Pendidikan gender yang berkualitas tidak hanya memberikan pemahaman tentang kesetaraan. Tetapi juga dapat mencegah terjadinya kekerasan berbasis gender. Seperti laporan dari WHO (2021) yang menunjukkan bahwa pendidikan gender yang baik dapat berkontribusi pada penurunan kasus kekerasan berbasis gender, terutama dalam kalangan generasi muda.
Selain itu, pendidikan gender dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam berbagai sektor. Termasuk dibidang yang awalnya didominasi oleh laki-laki. McKinsey&Company (2019) mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki kesetaraan dan keseimbangan gender cenderung lebih inovatif dan pengelolaan finansial yang baik. Hal tersebut berarti generasi muda yang mendapat pendidikan gender secara inklusif akan lebih siap untuk berkontribusi didunia kerja yang kompetitif dan dinamis.
Tantangan Gender di Kalangan Muda
Implementasi pendidikan gender di sekolah memang penting, namun seringkali tidak memadai. Menurut laporan OECD (2020), kurikulum di banyak negara masih cenderung berfokus pada norma gender tradisional. Misalnya, peran gender tertentu sering kali diperkuat melalui buku teks, materi pembelajaran, dan bahkan sikap dan perilaku guru. Banyak sekolah yang masih memandang isu gender sebagai topik tambahan yang hanya dibahas dalam konteks tertentu, seperti kelas sosiologi atau kewarganegaraan.Hal ini menghalangi generasi muda untuk memperoleh pemahaman holistik tentang kesetaraan gender dan relevansinya dengan kehidupan sehari-hari.
Di lingkungan pendidikan yang kurang mendukung, generasi muda mungkin tidak memiliki ruang untuk bertanya dan mendiskusikan topik terkait identitas gender mereka.Hal ini sangat penting terutama bagi orang-orang yang tidak mematuhi norma gender biner, seperti anak-anak LGBTQ+. Tanpa dukungan komprehensif terhadap pendidikan gender, mereka sering merasa terpinggirkan dan tidak mempunyai suara.
Pendidikan Gender sebagai Alat Perubahan Sosial
Pendidikan gender tidak hanya mendidik perempuan tentang hak-hak mereka, tetapi juga mendidik semua gender tentang pentingnya partisipasi yang adil dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya, anak laki-laki harus dididik bahwa mereka juga memiliki tanggung jawab untuk mendorong kesetaraan gender. Pendidikan ini menunjukkan bahwa kesetaraan gender bukan hanya memberikan hak lebih kepada perempuan tetapi juga menciptakan lingkungan di mana semua orang, termasuk laki-laki, tidak terpenjara oleh harapan sosial yang membatasi.
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Pendidikan Gender
Sekolah, keluarga, dan masyarakat semuanya bertanggung jawab untuk mengajarkan gender. Anak-anak belajar tentang peran gender pertama kali di keluarga mereka. Jika stereotip gender yang ketat diterapkan di rumah, anak-anak mungkin membawa pandangan ini ke sekolah dan ke kehidupan sosial mereka. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran penting dalam menanamkan prinsip-prinsip kesetaraan gender kepada anak-anak mereka sejak kecil. Namun, banyak orang tua mungkin merasa tidak nyaman atau tidak tahu bagaimana membahas masalah ini dengan anak-anak mereka. Oleh karena itu, perlu ada kursus dan program yang mengajarkan keluarga tentang pentingnya pendidikan gender. Melalui kampanye kesadaran, program komunitas, dan bantuan kepada kelompok yang terpinggirkan, masyarakat dapat membantu mewujudkan kesetaraan gender.
Gen Z dan Kesetaraan Gender
Generasi Z, yang lahir di era teknologi, memiliki kemungkinan besar untuk menjadi agen perubahan dalam hal kesetaraan gender. Menurut survei Pew Research Center (2020), mereka lebih terbuka terhadap orientasi seksual dan perbedaan gender dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Selain itu, mereka lebih kritis terhadap ketidakadilan sosial dan lebih mungkin mendukung kampanye yang berpusat pada hak-hak individu dan kesetaraan.
Meskipun keterbukaan ini sangat bermanfaat, pendidikan gender formal masih sangat penting. Jika tidak ada pendidikan yang baik, Generasi Z dapat dengan mudah kehilangan perspektif progresif karena informasi yang salah atau propaganda negatif yang tersebar di media sosial. Oleh karena itu, pendidikan gender harus lebih serius dan menyeluruh dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dan institusi pendidikan tinggi.
Selain itu, perlu ada upaya untuk mendorong laki-laki untuk berpartisipasi dalam diskusi tentang kesetaraan gender. Seringkali, topik ini masih dianggap sebagai masalah perempuan, padahal kesetaraan gender adalah masalah yang mempengaruhi semua orang. Dengan melibatkan laki-laki secara lebih aktif dalam pendidikan gender, kita dapat mencapai perubahan sosial yang lebih besar dan lebih cepat.
Kesimpulan
Pendidikan gender sangat penting untuk membangun generasi muda yang lebih setara, inklusif, dan saling menghormati di dunia yang semakin kompleks dan terhubung ini. Pendidikan ini juga membantu anak muda memahami dan memerangi stereotip yang membatasi gender dan membantu mereka berpartisipasi secara aktif dalam membangun masyarakat yang lebih adil.
Meskipun pendidikan gender masih menghadapi banyak masalah, terutama di sekolah-sekolah, upaya ini harus diperkuat. Pendidikan gender yang komprehensif mengajarkan anak-anak nilai-nilai yang akan mereka bawa sepanjang hidup. Akibatnya, penting bagi kita semua—pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat—untuk bekerja sama untuk mewujudkan pendidikan gender yang inklusif dan holistik.
Referensi
Plan International. (2019). Girls Get Equal: Influencing Social Media. London: Plan International.
UNESCO. (2020). Gender equality in education. Paris: UNESCO.
OECD. (2020). Gender and Education: The Policy Framework. Paris: OECD.
WHO. (2021). Global Status Report on Violence Prevention. Geneva: WHO.
Pew Research Center. (2020). On the Cusp of Adulthood and Facing an Uncertain Future: What We Know About Gen Z So Far. Washington D.C.: Pew Research Center.
0 comments