Hari Pendidikan, 5 Tokoh Pahlawan Pendidikan Perempuan yang jarang diketahui

1. R.A Sutartinah ( Nyi Hajar Dewantara )

Nyi Hajar Dewantara menjadi pendiri Taman Siswa dan memimpin perguruan Taman Siswa sampai akhir hayatnya. Sebagai istri Ki Hajar Dewantara atau Suwardi Suryaningrat ia penah mengalami pasang surut perjuangan, baik dalam bidang politik maupun bidang pendidikan.

Nyi Hajar Dewantara menggagas Kongres Perempuan pertama di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928.

Pada 1960, Nyi Hajar Dewantara turut bergabung mendirikan Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa. Pada 1965 dirinya didaulat menjadi rektor. Nyi Hajar Dewantara tutup usia pada 1971 karena sakit

2. Raden Adjeng Kartini

Raden Adjeng Kartini merupakan pahlawan perempuan asal Jepara, Jawa Tengah. Ia merupakan seorang tokoh perempuan yang memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan bagi kaum wanita pada awal abad ke-20.

Kartini terkenal berkat surat-suratnya yang kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Kartini jarang disebut sebagai pendidik walau kartini dan kedua adiknya menjadi guru baca tulis bagi anak-anak buruh dan perempuan di desa-desa.

3. Raden Dewi Sartika

Dewi Sartika merupakan pahlawan Indonesia wanita yang berasal dari Jawa Barat. Mirip seperti RA Kartini, Dewi Sartika berjuang di bidang pemberdayaan perempuan dan pendidikan. Pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika mendirikan sebuah sekolah bernama Sekolah Istri.

Awalnya, murid di sana hanya 20-an, tetapi kemudian berkembang semakin banyak. Pada 1910, sekolah tersebut berganti nama menjadi Sekolah Keutamaan Istri. Pada tahun-tahun berikutnya, beberapa sekolah istri di wilayah sunda bermunculan terinspirasi oleh Dewi Sartika

4. Rasuna Said

Seperti R.A Kartini, ia juga memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita. Ketika ia pindah ke Padang pada tahun 1931, Rasuna kecewa ketika mengetahui bahwa perempuan dilarang mengenyam pendidikan dan politik aktif.

Akhirnya di sana ia mendirikan sekolah dan mendirikan bagian Permi (Persatuan Muslim Indonesia) untuk perempuan dan anak perempuan.

Pada tahun 1933, Permi, yang didirikan oleh para aktivis muda yang mendukung hak perempuan atas pendidikan agama, memiliki ribuan anggota perempuan.

5. Roehana Koeddoes

Rohana Kudus merupakan pahlawan nasional yang lahir 20 Desember 1884. Dia merupakan wartawati pertama di Indonesia. Rohana hidup seperti zaman dengan Kartini, ketika akses perempuan memperoleh pendidikan yang baik sangat dibatasi.

Atas dasar itu, Rohana Kudus memperjuangkan hak pendidikan bagi kaum perempuan. Dia berpikir, perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki, agar bisa mengenyam bangku pendidikan. Salah satu bentuk nyata Rohana Kudus di dunia pendidikan adalah mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang.

0 comments

Leave a Comment